Rias dan Make Up Pengantin Kanigaran

Make Up dan Rias Pengantin Jawa Paes Ageng Kanigaran 

Gambar Make Up Rias Pengantin Jawa Kanigaran, Riasan Pengantin Jawa Kanigaran, Make Up Pengantin Jawa Kanigaran.
Gambar I: Pengantin Jawa Kanigaran
Paes Ageng merupakan riasan pengantin Kraton Yogyakarta dahulunya hanya diperbolehkan untuk kerabat Raja saja.  Namun setelah  masa pemerintahan Sri Sultan HB IX, Rias Paes Ageng boleh digunakan untuk masyarakat umum. Pengantin akan terihat anggun, mewah jika menggunakan rias gaya ini. Biasanya orang keturunan Jawa menggunakan rias adat ini karena kurang lengkap rasanya kalau pernikahan tidak menggunakan riasan ini.

Untuk Paes Ageng busana yang dikenakan adalah dodot atau kampuh dan bagian atas tubuhnya terbuka, sedangkan Paes Ageng Kanigaran  menggunakan baju beludru sebagai penutup tubuh bagian atas dan kain batik di bagian bawah. Di bagian atas, pengantin menggunakan kebaya yang terbuat dari beludru berwarna hitam, hijau, biru, merah, ungu atau coklat. Bahan beludru menambah kesan glamor dan elegan bagi sang pengantin sama dengan Rias Paes Ageng Jangan Menir untuk busananya hanya saja untuk Paes Ageng Jangan Menir untuk bawahannya menggenakan kain cinde merah. Untuk Rias Pengantin Jawa Paes Ageng Kanigaran, paes dan rambut ketiga nya sama hanya baju saja yang membedakannya. Namun kini Rias Pengantin dengan gaya Kanigaran ini dapat juga dimodifikasi dengan Beskap model Surjan dan Rompi dari bahan kebaya.

Rias Pengantin Paes Ageng Kanigaran memang prosesnya rias sangat lama, terdiri dari 3 bagian yaitu make up wajah, penataan rambut dan busana. Untuk make up wajah poses pertama yaitu “halup-halup” yaitu mencukur rambut-rambut halu disekitar dahi agar terlihat bersih dan memudahkan ketika di gambar pola cengkorongan dan ketika di pidih. Maknanya dari “halup-halup” ini untuk menghilangkan sifat-sifat buruk pengantin wanita.

Langkah kedua yaitu membuat cengkorongan yang melambangkan kesucian dan menandakan pengantin masih suci, serta filosofi dari Rias Pengantin Kanigaran itu sendiri. Selanjutnya membuat pola “Citak” berbentuk belah ketupat yang terletak di dahi di antara dua alis berasal dari daun sirih, yang mempunyai makna untuk menolak bala. Membentuk Alis menjangan ranggah yang bentuknya khas seperti tanduk rusa agar pengantin kelak gesit dan cekatan dalam menghadapi masalah hidup. Lalu menggambar dua garis hitam di ujung mata bersatu di ujung kepala yang disebut dengan “jahitan”, memiliki makna pertanda pusat pemikiran menjadi satu ke arah kepala sehingga diharapkan kedua pemikiran pengantin bisa menjadi satu.

Setelah selesai melakukan rias wajah, lalu rias rambut.
Langkah pertama, membuat Sanggul Bokor Mengkurep yang mempunyai makna agar pengantin membawa nama harum bagi masyarakat, lalu memasang Jebehan sritaman dan ceplok. Kemudian memasang gajah ngoling melambangkan kesucian, baik suci sebagai perempuan maupun suci dalam niat untuk menjalani kehidupan pernikahan yang sakral. Dan terakhir memasang perhiasan berupa “Pethat” yang dipasang di depan sanggul berbentuk sisir emas  seperti gunung.  Gunung melambangkan kesakralan, juga merupakan tempat bersemayangnya leluhur. “Centhung” berbentuk sisir kecil di kanan kiri pertemuan rambut dan wajah yang melambangkan gerbang, maksudnya pengantin telah siap memasuki gerbang kehidupan yang sebenarnya. Lalu memasang lima “cunduk menthul” di pasang di sanggul,  “cunduk menthul” ini melambangkan empat arah mata angin dan satu tujuan yaitu Tuhan yang maha Esa. Terakhir memasang “Sumping” di telinga, mempunyai arti agar pengantin peka dan sensitif terhadap keadaan di sekitarnya. Setelah wajah dan rambut selesai , lalu memasang busana yang cukup rumit.


Gambar Make Up Rias Pengantin Jawa Kanigaran, Riasan Pengantin Jawa Kanigaran, Make Up Pengantin Jawa Kanigaran.
Gambar II: Pengantin Jawa Kanigaran
Orang Jawa zaman dahulu busananya menggunakan kemben . Kain dodot atau kampuh yang ukurannya kira-kira 4-5 m x 2-3 m, kain ini sangat berat dipakai. Motifnya semen Raja dengan pengharapan kehidupan rumah tangga sejahtera dengan cinta dan kasih sayang seperti Raja. Kain ini dipasang dengan aturan khusus. Untuk  Rias Paes Ageng Kanigaran menggunakan atasan baju beludru.

Untuk perhisan pengantin putri gaya Kanigaran, busana berupa kalung susun sebanyak 3 buah yang melambangkan siklus kehidupan dari lahir, hidup kemudian meninggal. Kelat bahu yang dipasang di lengan berupa naga dengan kepala membelit satu sama lain. Naga ini merupakan melambangkan bersatunya rasa dan pikiran sebagai kekuatan dalam hidup, lalu gelang binggel kana yang melingkar tanpa ujung dan pangkal melambangkan kesetiaan pasangan.

Untuk pengantin pria gaya Kanigaran, busana memakai kain dan motifnya juga sama, untuk aksesorisnya menggunakan kuluk yang berupa penutup kepala dan biasanya dibelakangnya ada rambutnya. Rambutnya disebut ukel ngore lengkap dengan mentul kecil.  Rambut dibelakang itu agar menyerupai Pangeran, karena Pangeran jaman dahulu itu berambut panjang. Pengantin putra tetap memakai kalung, gelang dan kelat bahu yang sama dengan pengantin putri. Bahkan kain kampuhnya sama, hanya aturan pemakaiannya berbeda dan dilengkapi dengan sabuk. Selain itu menggunakan keris yang merupakan senjata tradisional Jawa. Biasanya di beri bunga segar berupa melati, mawar dan kanthil.

Semoga informasi tentang RIAS PENGANTIN JAWA PAES AGENG KANIGARAN ,dapat membantu anda dalam menemukan pilihan gaya Rias Pengantin yang anda inginkan. Untuk melihat detail Paket Rias Pengantin Jawa Paes Ageng Kanigaran dapat anda klik link disamping kiri.